Persembahan Untukmu Radiografer Indonesia

Semua berawal dari hal yang kecil, sepele, remeh dan kelihatan mudah namun mudah-mudahan bisa berevolusi bahkan bermetamorfosa menjadi lebih besar, penting, bernilai dan mampu memberi pengaruh (positif tentunya). Go to read, and enjoy.............

Rabu, 19 Agustus 2009

Kontras Oral pada Pemeriksaan CT Scan Abdomen


Pemeriksaan CT Scan Abdomen membutuhkan keadaan usus besar yang bersih agar gambaran usus dapat tervisualisasi dengan baik oleh karena itu pasien biasanya dipuasakan terlebih dahulu (Persiapan pasien pemeriksaan CT Abdomen terlampir).
Pada pemeriksaan Abdomen dibutuhkan adanya pembeda pada struktur gambaran organ pencernaan dari gambaran struktur lainnya seperti Lymph nodes, massa atau abses pada abdomen. Beberapa tipe kontras untuk organ cerna al:

- Barium suspensi (1% - 2%) missal EZ-CAT
- Campuran Air dan Kontras Yodium (2% - 4%) (water soluble agent) mis.
Gastrografin, atau urografin (Untuk mengurangi rasa tidak enak, dapat dicampur dengan sirup,madu atau gula.
- Air minum saja sebagai kontras negatif

Waktu minum kontras tersebut sangat penting untuk memastikan kontras telah tersebar pada sistem saluran cerna. Oleh karena biasanya prosedur minum kontras diatur sbb :

Pemeriksaan CT Abdomen Atas :
Minimum 600 ml s/d 750 ml kontras dibagi 3 bagian/gelas (@ 200-250 ml)
- Gelas Pertama : diminum 30 menit sebelum pemeriksaan
- Gelas kedua : diminum 15 menit sebelum pemeriksaan
- Gelas ketiga : diminum 5 menit sebelum pemeriksaan

Pemeriksaan CT Abdomen-Pelvis
Minimum 800 ml s/d 1000 ml kontras dibagi 4 bagian/gelas (@ 200-250 ml)
- Gelas Pertama : diminum 1 jam sebelum pemeriksaan
- Gelas kedua s/d gelas ke 4 : diminum tiap 15 menit sesudahnya.
- Setelah gelas ke empat (terakhir) 5 menit kemudian pemeriksaan CT dapat dilakukan

Secara umum, untuk pemeriksaan CT Abdomen untuk melihat liver, Gallblader/kantung empedu (khususnya batu empedu), pancreas, usus halus, lesi pada ginjal dan untuk melihat sistem vascular (Arteriografi atau CT Angio) biasanya cukup digunakan Air saja sebagai kontras negatif.

Air lebih efektif untuk dapat menampilkan gambaran dari tepi dinding usus halus atau lambung lebih baik dan jelas dibandingkan menggunakan kontras positif (barium atau larutan kontras yodium) tambahan jika diperlukan evaluasi pada sistem vascular (CTAngio) akan lebih mudah untuk menampilkan gambaran vascular tersebut karena tidak ada superposisi antara barium dan kontras di arterinya.

Untuk kasus pasien dengan obstruksi colon, hanya air atau larutan kontras yang boleh diberikan, barium menjadi kontra indikasi.

Pada kasus pasien dengan pheochromocytoma, pemberian kontras intra vena dapat menyebabkan peningkatan hypertensi pasien.
Hal lain yang perlu diperhatikan untuk mendapatkan hasil optimal pada pemeriksaan CT scan Abdomen (type MPR dan VRT) selain kontras media adalah pengaturan parameter scan dan rekontruksi gambar seperti lebar kolimasi yang dipakai, recon increment dan ketebalan irisan yang dibuat.

Pemeriksaan CT Scan Thorax


CT Thorax Rutin

Indikasi Pemeriksaan :
Evaluasi variasi sistemik atau kelainan thorax; deteksi / follow up tumor/cancer (Limphoma, Carcinoma bronchus)

Hasil Yang diharapkan:
Mendapatkan gambaran yang jelas antara jaringan dan pembuluh darah di daerah thorax (Enhancement kontras) dan dapat membedakan daerah mediastinum dan struktur hillar dengan baik.
Dibuat dari area apex paru sampai dengan dibawah sinus costoprenicus atau beberapa klinisi menginginkan sampai daerah supra renalis untuk pemeriksaan post kontrasnya.

Teknik Pemeriksaan:
Pemberian kontras sebanyak 60-80 ml , 300 mg/ml di suntikan dengan flow rendah 1,5 -2,5 ml/dtk dan sedapat mungkin berdurasi lama (> 30 detik) untuk memastikan didapatnya fase kontras saat scan berlangsung pada daerah pembuluh darah thorax. Pemberian flushing (NaCl) disarankan untuk mengurangi artifact dari perivena (SVC), selain itu disarankan pula untuk melakukan scanning dengan arah caudo-cranial.

Untuk menentukan delay scan dibuat dengan rumus :

Delay = t INJ+ 6 s - t SCAN

t INJ : waktu/durasi penyuntikan
t SCAN : Waktu/durasi scan
6 s didapat dari delay untuk pemberiaan aba-aba

Pulmonary Arteries

Indikasi Pemeriksaan :
Acute pulmonary embolism, chronic thrombo-embolic pulmonary hypertension (CTEPH), pulmonary arteriovenous malformations (AVM), pulmonary artery aneurysms, and arteriovenous fistulas.

Hasil yang diharapkan :
Mendapatkan gambaran dengan enhancement kontras pada daerah Arteri Pulmonum yang diharapkan dapat mendeteksi adanya kelainan vascular , menunjukan adanya filling defect atau mural thrombus.

Teknik Pemeriksaan :
Sangat dibutuhkan kontras dengan konsentrasi tinggi (350-370) untuk dapat memberikan pembeda yang jelas antara vascular dengan jaringan lainnya terutama kelainan yang ada di daerah arteri dan kelainan intraluminalis. .
Pemberian kontras dengan flow rate 3-4 ml/detik (dengan injektor) dibutuhkan jika kontras yang digunakan dengan konsentrasi standar (300-350). Tapi jika menggunakan kontras dengan konsentrasi diatas 350 flow rate dapat diturunkan menjadi 2,5 - 3 ml/detik
Pemberian Saline (NaCl) flushing disarankan (30-50 ml dengan flow rate yang sama).

Delay scan diatur dengan rumus sbb:

Delay = t INJ+3 s – t SCAN

t INJ : waktu/durasi penyuntikan
t SCAN : Waktu/durasi scan
3 s merupakan batas minimal delay alat CT

Untuk pasien dengan gangguan pada sirkulasi jantung (CardioCirculatory distress/CTEPH), disarankan dengan flowrate rendah, sebab adanya gangguan fungsi pada cardiac outputnya akan mempengaruhi gambaran kontrasnya

Prosedur umum :

Topogram: AP, dengan panjang area topo : 512 mm.

Posisi Pasien : Pasien di posisikan supine, lengan tangan diposisikan nyaman di atas samping kepala (bersandar pada bantal)., kaki nyaman dengan pengganjal di lutut.

Pemeriksaan dibarengi dengan aba-aba : Tarik Nafas – Tahan – Nafas biasa

Post processing dibuat 2 window yaitu :
- Mediastinum (Jaringan) dengan kernel/filter : B30smooth
- Lung (Bronchus) dengan kernel/filter : B70 sharp

Ketebalan irisan : 8 – 10 mm untuk dicetak di film (+ 2-4 lembar)
Jika menginginkan gambaran coronal dan sagital yang baik dibutuhkan data rekonstruksi dengan irisan yang tipis 1 - 1,5 mm selanjutnya diproses di aplikasi 3D.

Protocol Pemeriksaan :

CT Scan : Somatom Sensation 64 Slice
kV : 120
Effective mAs/Quality ref. mAs : 100
Rotation Time : 0.5 sec.
Acquisition : 64 x 0.6 mm
Slice collimation : 0.6 mm
Slice width : 8.0 mm
Feed/Rotation : 26.9 mm
Pitch Factor : 1.40
Increment : 8.0 mm
Kernel : B31f dan B70f
CTDIVol : 7.7 mGy
Effective dose : Male: 3.53 mSv
Female: 4.46 mSv

Contrast medium IV injection

Start delay : 25 – 30 sec.
Flow rate : 2.5 ml/sec.
Total amount : 80 ml